MORALITAS PRAMUKA



Menjelang Hari Pramuka ke 54, secara tidak sengaja saya menemukan beberapa arsip Kepramukaan yang lama tidak pernah terjamah. membacanya membuat tergerak hati saya untuk menulis.
Pramuka merupakan istilah untuk mengganti istilah dari pandu. Pramuka berasal dari gabungan kata Praja Muda Karana yang mengandung arti praja: muda, kaum muda dan karana: selalu berkarya. secara umum arti dari Pramuka adalah kaum muda yang selalu berkarya.
                        
Bapak pandu dunia, Lord Baden Powell mengemukakan dalam sebuah tulisan beliau bahwa, “scouting is a game for boys, the playing of which develops good citizens. It is not a game to be won and lost and than forgotten, but a game to be learned and played for life”. Inilah salah satu tujuan utama adanya pendidikan kepramukaan sejak awal didirikan oleh beliau. Kepramukaan adalah permainan untuk pemuda tetapi bukan sekedar permainan untuk menang dan kalah tetapi permainan yang bermakna. Permainan peran yang bisa membentuk dirinya menjadi seorang pribadi yang kokoh sehingga siap menempuh perjalanan di sepanjang hidupnya nanti.
Kepramukaan adalah sarana untuk mendidik anak-anak muda menjadi seorang good citizens ( warga negara yang baik). Bagaimana menjadi warga negara yang baik? Tentu dengan mempersiapkan diri untuk mengabdi. Pramuka Indonesia mengenal apa yang disebut dengan kode Kehormatan Gerakan Pramuka. Salah satu kode kehormatan Gerakan Pramuka Indonesia adalah Tri Satya, didalamnya tercantum kata-kata sebagai berikut:
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh :
  1. Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan menjalankan Pancasila.
  2. Menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat
  3. Menepati Dasa Darma

Setiap kali seorang Pramuka mengucapkan Tri Satya dalam sebuah upacara pelantikan maka serta merta Pramuka yang lain menghormat kepadanya tanpa harus diperintah. Hormat yang diberikan ini bukan hanya untuk menghormat yang bersangkutan tetapi lebih kepada keberaniannya dalam mengucapkan janji yang bila tidak ditepati maka ia akan kehilangan jati diri dan kehormatannya.

REFLEKSI REVITALISASI
Gerakan Pramuka sangat cocok dan tepat bagi pembentukan karakter generasi muda.  Pantaslah Pramuka Utama Indonesia pada Hari Pramuka 14 Agustus 2006 Bapak Susilo Bambang Yudhoyono mengajak kita untuk merevitalisasi Gerakan Pramuka. Ajakan revitalisasi ini termuat dalam kata PRAMUKA yaitu: P: perkuat Gerakan Pramuka sebagai wadah pembentukan karakter Bangsa; R: raih keberhasilan melalui kerja keras secara cerdas dan ikhlas; A: ajak kaum muda meningkatkan semangat bela Negara; M: mantapkan tekad kaum muda sebagai patriot pembangunan; U: utamakan kepentingan Bangsa dan Negara di atas segalanya; K: kokohkan persatuan dan kesatuan Negara Republik Indonesia; serta A: amalkan Satya dan Darma Pramuka.
Revitalisasi pembentukan karakter bangsa perlu dimulai sejak usia dini. Gerakan Pramuka mempunyai berbagai tingkatan dari Siaga(usia 7-10 tahun), Penggalang(usia 11-15 tahun), Penegak(usia 16-20 tahun) dan Pandega(usia 21-25 tahun), sehingga penanaman moral melalui gerakan Pramuka sangat cocok dan tepat, mengapa? Karena Pada semua level pendidikan dalam Gerakan Pramuka, sejak usia dini hingga menjadi pemuda yang matang terdapat nilai-nilai pembentukan karakter! Dimanakah nilai-nilai pembentukan karakter itu? Pada Kode Kehormatan Gerakan Pramuka.
Kode Kehormatan Pramuka terdiri atas janji yang disebut Satya dan ketentuan moral yang disebut Darma. Pada usia Siaga terdapat Dwi Satya dan Dwi Darma, pada usia Penggalang, Penegak, Pandega dan Pramuka Dewasa terdapat Tri Satya dan Dasa Darma.

Kode Kehormatan yang Terlupakan.
Penanaman nilai Satya dan Darma perlu lebih ditekankan kembali pada saat sekarang. Sering sekali saya sebagai pembina, melihat dalam sebuah kegiatan latihan atau perkemahan para Pramuka dengan mudahnya meninggalkan kewajiban shalat padahal itu adalah salah satu kewajibannya terhadap Tuhan. Kegiatan-kegiatan yang dilangsungkan kadang-kadang atau bahkan sering melanggar dan melabrak waktu-waktu shalat. Maka Bagaimanakah Apabila kewajiban pertama yang harus dilaksanakan tetapi ditinggalkan? Tentu diragukan kemampuannya untuk melaksanakan kewajiban-kewajiban yang lain.
Sebuah contoh lain bisa kita lihat dalam interaksi antar anggota Pramuka, salah satu metode Kepramukaan adalah Satuan Terpisah. Namun, interaksi para anggota Pramuka Putra dan Putri dalam kegiatan seringkali berbaur tanpa ada sekat bahkan dicontohkan oleh para pembinanya yang  semestinya memberikan tauladan terlebih dahulu kepada para peserta didik.
Jati diri dan kehormatan seorang Pramuka akan tampak bila kita sebagai anggota Pramuka mampu menunjukkan dan mengamalkan kode kehormatan. Inilah standar nilai kita sebagai seorang Pramuka sejati. Jangan sampai seorang Pramuka bersikap jauh dari nilai-nilai yang terkandung didalam Satya dan Darma Pramuka. Bila demikian, maka tidak ada bedanya kita dengan orang yang tidak berpramuka. Saat ini, kita melihat bagaimana lingkungan sosial kita sudah banyak mengalami disorientasi nilai. Kita melihat para pemuda saat ini banyak yang terjatuh dalam split personality atau pecahnya kepribadian. Mereka seakan tidak menemukan bagaimana untuk menjadi seorang yang bernilai? Seorang pribadi yang kokoh yang tidak mudah diombang-ambingkan oleh arus zaman.
Bapak Pandu Dunia juga sudah pernah menerbitkan sebuah buku yang perlu kita kaji kembali. Sebuah buku yang berjudul Rovering to Success(mengembara menuju bahagia), sebuah buku yang beliau persembahkan untuk para Pramuka Penegak dan Pandega. Buku ini menceritakan tentang perjalanan seorang pemuda yang berlayar menuju pulau kebahagiaan. Namun, perjalanan yang Ia lakukan tidak mudah. Ia akan bertemu dengan karang-karang berbahaya. Karang-karang berbahaya itu adalah karang wanita, karang minuman keras, karang merokok, karang egoisme dan munafik serta karang atheis(tidak bertuhan). Lima karang yang berbahaya ini sudah beliau tuliskan jauh pada tahun 1918. Bagaimana kondisi umum Pemuda Indonesia dan Pramuka secara khusus saat ini? Apakah cocok dengan apa yang beliau khawatirkan?

Maka kepada adik-adikku pahami dan hayatilah Satya dan Darma Pramukamu, dan bagi rekan-rekan Pembina dan Anggota Dewasa, mari bantu adik-adik kita untuk menjadi Pramuka sejati. Selamat Hari Pramuka ke-54, SATYAKU KUDARMAKAN, DARMAKU KUBAKTIKAN.

Oleh Hananto Widhiaksono, S.Sos
Aktifis Pramuka, Sekretaris Satuan Komunitas Pramuka Sekolah Islam Terpadu Jawa Tengah

Post a Comment

Previous Post Next Post